13 Maret 2013

IBLIS......PUN BERPIDATO.....!!!!!

Bismillahirrohmanirrohim,

Sesungguhnya segala puji hanya milik ALLAH yang menggenggam setiap jiwa-jiwa manusia, dan diwajibkan atas diri-diri kita untuk pandai bersyukur atas segala nikmat yang diberikan, karena hanya ALLAH saja yang dapat mencurahkan nikmat-nikmat kepada mahluqnya tanpa ada seorangpun yang dapat menghitung berapa banyak kenikmatan yang telah dinikmati.

Sholawat dan salam semoga tercurahkan kepada hamba ALLAH yang agung, seorang pemimpin yang amat sukses membawa kehidupan dari kegelapan menuju terang benderang, dari keadaan jahiliyah menuju kehidupan yang lebih baik; suri tauladan sejati, seorang yang ber-akhlak mulia Nabi Muhammad Salallahualaihiwassalam.

Di dalam menata perjalanan hidup kita sehari-hari kadangkala suatu saat tertentu kita merasakan ke- imanan sedang berada pada tingkat yang lebih baik, kita akui dapat menangkal setiap bujuk rayu syaithon (iblis), kita mentahkan semua ajakan syaithon, namun bilamana kondisi iman sedang berada pada titik lemah, kemungkinan besar ajakan ataupun rayuan syaithon (iblis)akan sangat berkesempatan kita ikuti; jadilah kita bermaksiat terhadap Allah Ta’ala dan kemungkinan kita terperosok ke lembah kehinaan yang disebabkan oleh tipu-daya, bisikan dan rayuan gombal dari syaithonirrojim.

Untuk mengetahui jerih payah para syaithon; coba kita simak tulisan di bawah ini:



“IBLIS BERPIDATO”

Al-Qur'anul Karim, seringkali mengisahkan tentang Hari Akhir, Dan itu agaknya wanti-wanti Allah Ta’ala , bahwa setelah mati manusia akan dihidupkan lagi pada alam yang berbeda, yaitu alam akhir. Maka jika Hari Kiamat itu disebut sebagai Hari Pembalasan, maka dunia ini adalah tempat manusia ber-usaha, berjuang. Dunia yang fana ini adalah tempat manusia menanam dan Alam Akhirat adalah tempat manusia menuai hasil.

Al-Qur'an mengisahkan kejadian alam akhirat, yaitu tatkala semua makhluk dikumpulkan oleh Allah Ta’ala.
Allah berfirman: A’udzubillahiminasysyaithonirrojiim: yang artinya:

"Dan (ingatlah) hari di waktu Allah menghimpunkan mereka semuanya, (dan Allah berfirman): ""Hai golongan jin (setan), sesungguhnya kamu telah banyak (menyesatkan) manusia"", lalu berkatalah kawan-kawan mereka dari golongan manusia: ""Ya Tuhan kami, sesungguhnya sebahagian daripada kami telah dapat kesenangan dari sebahagian (yang lain) dan kami telah sampai kepada waktu yang telah Engkau tentukan bagi kami"". Allah berfirman: ""Neraka itulah tempat diam kamu, sedang kamu kekal di dalamnya, kecuali kalau Allah menghendaki (yang lain)"". Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui." (QS: Al-An’am (6) 128)

Begitulah kelak yang akan terjadi; semua makhluk dikumpulkan oleh Allah Ta’ala. Pada saat itulah akan ketahuan secara pasti mana yang termasuk ke dalam golongan orang-orang yang baik dan taat kepada Allah Ta’ala. Dan mana yang hina yang durhaka kepada Allah Ta’ala. Mana yang sungguh-sungguh mengamalkan petunjuk Allah SWT dan mana yang selalu ingkar terhadap perintah-NYA.

Pada kesempatan lain Allah berfirman dalam QS Yasin (36) 59-62 yang artinya:

(59) "Dan (dikatakan kepada orang-orang kafir): ""Berpisahlah kamu (dari orang-orang mukmin) pada hari ini, hai orang-orang yang berbuat jahat." (60) "Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah setan? Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu""," (61) dan hendaklah kamu menyembah-Ku. Inilah jalan yang lurus. (62) Sesungguhnya setan itu telah menyesatkan sebahagian besar di antaramu. Maka apakah kamu tidak memikirkan?

Demikianlah yang kelak akan terjadi pada Hari Kiamat. Di mana golongan manusia itu dipisahkan antara yang beriman dengan orang kafir. Semua akan terasa jelas perbedaan keduanya yang diakibatkan karena perbuatannya selama hidup di dunia.

Seluruh manusia dipisah menjadi dua. Orang-orang yang menjadikan Allah sebagai Tuhan (Robb) yang di ta’ati perintah-NYA adalah golongan yang satu, dan bagian lainnya adalah khusus bagi orang-orang yang menjadi syaithon sebagai pemimpin serta menciptakan sekutu bagi Allah, syirik.

Pada saat itu tidak ada lagi kebohongan dan penghianatan. Semua berbicara sesuai dengan apa yang mereka perbuat selama hidup di dunia. Maka ketika perkara hisab atas perbuatan manusia dan jin selama hidup di dunia diputuskan, IBLIS berpidato di hadapan pengikutnya; sebagaimana yang difirmankan Allah Ta’ala dalam QS Ibrahim (14): 22
Yang artinya:

(22) "Dan berkatalah syaitan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan: ""Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan aku pun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku, akan tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamu pun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu"". Sesungguhnya orang-orang yang lalim itu mendapat siksaan yang pedih."

Ayat di atas adalah pemberitahuan Allah tentang keadaan Hari Kiamat, yaitu ketika Iblis berpidato tentang dirinya yang selama di dunia selalu membujuk dan merayu manusia agar ke luar dari kebenaran janji dan petujuk Allah Subhanahuwata’ala.

Setelah perkara hisab, perhitungan amal diputuskan oleh Allah Ta’ala, maka orang-orang kafir yaitu seluruh pengikut iblis meminta pertanggung-jawaban kepada Iblis yang selama di dunia telah menyesatkan dirinya dengan janji-janji palsu (kosong) sebagai hasutan agar manusia ingkar dan durhaka kepada Allah Ta’ala. Di hadapan pengikutnya, Iblis berpidato:

“Sesungguhnya Allah telah memberikan janji-janji yang benar yang dituangkan atau diwahyukan dalam Kitab Suci-NYA, bahkan Allah Ta’ala pun telah mengutus Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul-NYA agar dijadikan contoh dan teladan yang baik untuk mencapai tujuan hidup, yaitu keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia dan Akhirat. Allah Ta’ala juga telah menjanjikan kepadamu tentang kenikmatab Surga sebagai balasan bagi orang-orang yang taat kepada-NYA, serta mengikuti apa yang dicontohkan oleh Nabi dan Rasu-Nya yang semua itu di-utus oleh-NYA agar dijadikan sebagai tauladan: Inilah yang sesungguhnya.
“Tetapi kamu malah terpesona oleh janji-janji dan ajakanku, padahal janjiku adalah palsu, gombal, kosong, dan aku pasti lari dari tanggung-jawab tersebut”

Hal demikian sesuai sekali dengan firman Allah dalam QS An Nisa (4): 120; yang artinya:

” Setan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal setan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan belaka.”

Setan melanjutkan pidatonya lagi.....

“Akupun sesungguhnya tidak mempunyai kekuasaan atas dirimu, melainkan semua hanyalah bujukan dan rayuanku saja. Oleh sebab itu, sesungguhnya dirimu sendiri yang telah menganiyaya sendiri, bukan dariku. Sebab aku hanya mengajakmu atau memberikan janji-jani palsu, gombal dan kosong. Tentang janji-janji yang pernah ku-ucapkan dulu semasa di dunia, pasti aku akan mengkhianatinya. Dan aku sekali lagi tidak punya kuasa atas dirimu.”

Allah Ta’ala juga menjelaskan tentang ucapan setan dalam Kitab Suci-NYA; QS Ibrahim (14): 22 yang artinya: ………..” Saya ini (Iblis) tidak mempunyai kekuasaan sama sekali atas dirimu.”………

“Kini semua penyesalan tidak lagi berguna. Sebab dulu sewaktu di dunia Allah Ta’ala telah menurunkan Kitab Suci dan mengutus Nabi dan Rasul untuk guna dijadikan contoh dan panutan. Tetapi kamu justeru memilih yang keliru. Kita Suci-NYA tidak dipelajari dan di-amalkan. Para Nabi dan Rasul Allah dicaci-dimaki, dianggap sebagai tukang sihir, bahkan sampai dibunuh segala.
“Baiklah, kamu semua mengerjakan kekejian itu gara-gara bujuk-rayuku, tetapi aku hanya membujukmu dan tidak memaksamu, toh aku tidak memiliki daya kekuatan atas dirimu. Maka janganlah kamu kini mencela dan mencemooh diriku. Tetapi cercalah dirimu sendiri yang telah bodoh dengan mengikuti ajakanku yang sesat dan menyesatkan.

Kini…terimalah segala akibat perbuatanmy sendiri di dunia dulu, Terimalah semua siksa Tuhan sebagai resiko dari ke-ingkaranmu di dunia. Terimalah akibat buruk yang telah dilakukan di dunia dulu dengan meremehkan Kitab Suci-NYA atau segala kerusakan yang diakibatkan karena kemaksiatan kepada Allah.

Iblis melanjutkan lagi…..
“Masing-masing dari kita hanya dapat menanggung dosa sendiri-sendiri sebagai akibat dari perbuatan kita semasa di dunia. Aku sekali-kali tidak mempunyai kekuatan dan kekuasaan untuk menolongmu dan kamu pun tidak dapat menolong diriku atau sesamamu. Kita hanya menanggung resiko atas tindakan yang kita perbuat dan terlepas dari tanggung-jawab perbuatan orang lain.”
“Bahkan akupun tidak pernah membenarkan kamu semua untuk menyekutukan-ku dengan Allah. Tetapi kamu melakukan hal itu. Sungguh sekali-kali aku bukanlah sekutu bagi Allah, tetapi justeru dirimu sendiri yang mencari sesuatu untuk disekutukan dengan allah. Aku hanya mengajakmu ke luar dari ketentuan agama yang diwahyukan Allah, tetapi kamu malah meliebihinya, sebagian kamu tidak percaya akan adanya Tuhan, mendustakan ajaran-NYA dan membunuh Nabi dan Rasul-NYA.”

“Pekerjaanmu sungguh sangat keji. Kamu saling bunuh antar sesame. Padahal aku hanya mengajakmu dengan tipuan dan janji-janjiku adalah dusta, gombal dan kosong”

Demikianlah pidato Iblis ketika dimintai pertanggung-jawaban oleh golongannya yang sama-sama sesat dari jalan Allah Ta’ala.

Maka hanya kesempatan di dunia ini sajalah kita diberi keleluasaan tempat dan waktu untuk memperbaiki diri dan menentukan nasib masing-masing. Sebab apa yang akan kita peroleh, baik pahala maupun dosa, adalah berasal dari amal perbuatan selama di dunia. Bagi orang-orang yang tunduk dan taat kepada Allah Ta’ala akan memperoleh kesejahteraan hidup di akhirat sebagai balasannya; sedang bagi yang mendustakan ajaran-ajaran-NYA, maka neraka, seburuk-buruknya tempat kembali, adalah sebagai resikonya.

Allah Maha Adil atas segala sesuatunya, maka perhitungan akan amal perbuatan manusia adalah berdasarkan keadilan-NYA. Keadilan Tuhan mutlak dan pasti benarnya. Berbeda dengan kebenaran dan keadilan yang ada di dunia. Sebab manusia mencari kebenaran adalah ibarat orang mengejar cecak, ia hanya tertangkap ekornya sedang tubuhnya entah lari kemana. Adalah wajar sebab manusia adalah nisbi, sementara, ada karena di-adakan. Hanya Allah Ta’ala yang Dzat, sifat dan perbuatanNYA sejati dan Hak.

Disadur dari buku: “Manusia Bermaksiat SETANPUN TERTAWA”
Oleh: N. Agus Supriyanto ; Cetakan 1:2000

Mudah-mudahan setelah membaca tulisan tersebut di atas, kita dapat lebih berhati-hati di dalam melangkah mengayun-kan kaki menjalani hidup ini agar tetap Istiqomah dan memohon petunjuk Allah Ta’ala agar tidak terjerumus oleh ajakan dan rayuan gombal dari Syaithonirrojim, Syaithon laknatullah……

Kebenaran selalu datang dari Allah Ta’ala dan akan kembali kepada-NYA.

Salam introspeksi diri,
Posting By Haidir al’afanie 210709

Tidak ada komentar: