Segala puji hanyalah bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala, semoga Shalawat dan Salam atas nabi terakhir Muhammad Shalallahu 'alaihi wa salam, tidak ada nabi setelah beliau Shalallahu 'alaihi wassalam, semoga Shalawat dan Salam atas keluarga beliau, shahabat beliau dan orang – orang yang mengikuti Sunnah beliau sampai akhir zaman.
Amma Ba'du, (adapun selanjutnya)
Alhamdulillah, kita akan membahas tetang pengertian Iman dan dalil – dalil definisi Iman.
PENGERTIAN IMAN
Menurut bahasa Iman berarti “pembenaran hati”. Sedangkan menurut istilah,
Iman adalah :
تصديق بالقلب , وإقرارباللسان , وعمل بالأركان
“Membenarkan dengan hati, mengikrarkan dengan lisan dan mengamalkan dengan anggota badan”
(Sumber : At-Taudhiih wal Bayaan li Syaratil Iimaan, karya Imam Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di, At-Tauhid Lish Shaffits Tsani Al-’Ali, karya Al-Allamah Shalih Fauzan Al-Fauzan)
Imam Ibnu Rajab mengatakan :
”Imam Syafi’i menyebutkan bahwa Ijma’ para sahabat, tabi’in dan orang setelah mereka yang mereka temui.”
DALIL DEFINISI IMAN
Definisi Iman yaitu ”Membenarkan dengan hati, mengikrarkan (mengucapkan) dengan lisan dan mengamalkan dengan anggota badan.”
Definisi ini diambil dari banyak ayat al-Quran dan hadits Nabi Shallallahu’alaihi wa Sallam, serta dari ijma’ (kesepakatan ulama), diantara dalilnya itu adalah.
Hadits yang pertama
Hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu dari Nabi Shallallahu’alaihi wa Sallam, bahwa beliau bersabda :
”Iman adalah tujuh puluh lebih cabang atau enam puluh lebih cabang. Cabang iman yang paling utama ialah perkataan tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan cabang iman terendah ialah menyingkirkan gangguan dari jalan. Malu termasuk salah satu cabang iman.”
(Hadits ini Shahih, Dikeluarkan atau diriwayatkan oleh Al-Bukhari no 9, Muslim no 35, Ahmad 2/414, Abu Daud no 4676, At-Tirmidzi no 2614, An-Nasa’i 8/110, Ibnu Majah no 57, Ibnu Hibban no 166, 167, 181, 190, 191.)
Pengeluaran dalil dari hadits itu,
=> ” Cabang iman yang paling utama ialah perkataan tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah”
Ini menunjukkan bahwa ucapan adalah bagian dari Iman.
=> ”dan cabang iman terendah ialah menyingkirkan gangguan dari jalan.”
Ini menunjukkan bahwa perbuatan adalah bagian dari Iman.
=> ”Malu termasuk salah satu cabang iman.”
Ini menunjukkan bahwa perbuatan hati, seperti malu, dan lain – lain termasuk kedalam keimanan.
Hadits kedua,
Hadits dari Abu Sa’id Al-Khudri Radhiyallahu’anhu berkata , aku mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wa Sallam bersabda :
”Barangsiapa di antara kalian melihat kemungkaran, hendaklah ia mengubahnya dengan tangan nya. Jika ia tidak mampu, maka dengan lidahnya. Jika tidak mampu, maka dengan hatinya dan itulah iman yang paling lemah.”
(Hadits ini Shahih, Dikeluarkan atau diriwayatkan oleh Muslim no 49, Ahmad 3/10, 20, 49, 50, Abu Daud no 1140, 4340, At-Tirmidzi no 2172, An-Nasa’i 8/11, 121 dan Ibnu Majah no 1275, 4013, Hadits ini dishahihkan oleh Ibnu Hibban no 306, 307)
Pengeluaran dalil dari hadits itu,
=>" Barangsiapa di antara kalian melihat kemungkaran, hendaklah ia mengubahnya dengan tangan nya.”
Ini menujukan bahwa perbuatan itu termasuk kedalam keimanan.
=>”Jika ia tidak mampu, maka dengan lidahnya”
Ini menujukan bahwa perkataan itu termasuk kedalam keimanan.
=>”Jika tidak mampu, maka dengan hatinya dan itulah iman yang paling lemah.”
Ini menujukan bahwa membenci didalam hati, adalah bagian dari keimanan.
Ijma’ (Kesepakatan) Ulama
Imam Ibnu Rajab mengatakan : ”Imam Syafi’i menyebutkan bahwa Ijma’ para sahabat, tabi’in dan orang setelah mereka yang mereka temui.” mengatakan bahwa Iman adalah
“Membenarkan dengan hati, mengikrarkan dengan lisan dan mengamalkan dengan anggota badan”
(Sumber : Jami’ul ilmi wal hikam, karya Imam Al-Hafizh Ibnu Rajab, At-Tauhid Lish Shaffits Tsani Al-’Ali, karya Al-Allamah Shalih Fauzan Al-Fauzan)
Kesimpulannya adalah :
”IMAN ADALAH MEMBENARKAN DENGAN HATI, MENGIKRARKAN (MENGUCAPKAN) DENGAN LISAN DAN DILAKUKAN DENGAN PERBUATAN.”
Dengan demikian Iman mencakup, Aqidah (keyakinan), Akhlak, dan Amal Perbuatan.
PENJELASAN (SYARAH) DEFINISI
Iman adalah :
تصديق بالقلب , وإقرارباللسان , وعمل بالأركان
“Membenarkan dengan hati, mengikrarkan dengan lisan dan mengamalkan dengan anggota badan”
“Iman adalah Membenarkan dengan hati” maksudnya membenarkan segala apa yang datang dari Allah Subhanahu wa Ta’ala yang dibawa oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi wa Sallam, serta menerima dengan ikhlash.
”Iman adalah Mengikrarkan dengan lisan” maksudnya mengucapkan dua kalimat syahadat ”Laa ilaha illallah wa anna Muhammad Rasulullah” (Tidak ada sesembahan yang haq kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah), serta mengamalkan konsekuensi nya.
”Iman adalah Mengamalkan dengan anggota badan” maksudnya hati mengamalkan dalam bentuk keyakinan, lisan mengamalkan dalam bentuk perkataan, sedangkan anggota badan mengamalkannya dalam bentuk ibadah-ibadah sesuai dengan fungsinya.
Amalan – amalan hati mencakup 24 perkara yang berisikan keyakinan (aqidah) dan niat. Diantaranya adalah Rukun Iman yang enam, Mencintai Allah, Cinta dan Benci karena Allah, Taubat, Syukur, Tawakal, Tidak suka marah, tidak dengki, Ikhlash dan seterusnya
Amalan – Amalan lisan mencakup 7 perkara yaitu Melafazhkan kalimat tauhid, Membaca al-Quran, Mempelajari Ilmu Agama, Mengajarkan Ilmu Agama, Doa, Dzikir, Menjauhi perkataan sia – sia.
Amalan – amalan anggota badan mencakup 38 perkara yaitu :
15 perkara yang berhubungan dengan diri, seperti Shalat, Zakat, Bersuci, Menutup Aurat, Memerdekakan budak, Puasa, Haji dan seterusnya.
6 perkara yang berhubungan dengan orang yang dicintai, seperti mendidik anak, berbakti kepada kedua orang tua, menyambung silaturahmi dan seterusnya.
17 perkara yang berhubungan dengan masyarakat, seperti mentaati ulil amri (ulama dan pemerintah), menjawab salam, mendoakan orang yang bersin, menyingkirkan gangguan dari jalan.
Keseluruhan jumlahnya adalah 69 cabang iman, bisa juga dihitung menjadi 79 kalau bagian-bagiannya dimasukkan pula.” (Fathul Bari 1/ 52-53)
Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa
”IMAN BISA BERTAMBAH DAN BISA BERKURANG, BERTAMBAH DENGAN KETAATAN DAN BERKURANG DENGAN KEMAKSIATAN. BERTAMBAH HINGGA MENCAPAI TINGKAT TIDAK TERHINGGA, BERKURANG HINGGA HABIS TIDAK TERSISA.”
Maraji' :
1. Ma’alimuhu wa Sunanuhu wa Istikmaluhu wa Darajatuhu, karya Imam Abu Ubaid Al-Qasim bin Salam. Pentahqiq, takhrij, dan ta’liq oleh Imam Muhammad Nashiruddin Al-Albani. Terbitan Makhtabah Al-Ma’arif (Riyadh, Saudi Arabia).
2. At-Tauhid Lish Shaffil Awwal Al-’Ali, karya Syaikh Shalih Fauzan Al-Fauzan. (diterjemahkan dengan judul Kitab Tauhid)
3. Ushuulus Sunnah, karya Imam Al-Hafizh Abu Bakar al-Humaidi. Terbitan Maktabah ar-Rusyd. (diterjemahkan dengan judul Aqidah Shahih Penyebab Selamatnya Seorang Muslim)
4. At-Taudhiih wal Bayaan li Syajaratil Iimaan, karya Imam Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di. Terbitan Makhtabah Adhwa us Salaf, cet I. (diterjemahkan dengan judul Jika Iman Hilang Maka Tidak Ada Rasa Aman)
5. Mujmal I’tiqad Aimmati as-Salaf, karya Syaikh DR Abdullah bin Abdul Muhsin At-Turki. Terbitan Muassasah Risalah, Beirut, Cet I. (diterjemahkan dengan judul Dasar – Dasar Aqidah Para Imam Salaf)
6. Jami’ul wal Hikam, karya Imam Al-Hafizh Ibnu Rajab. Diterjemahkan dengan judul Panduan Ilmu dan Hikmah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar